3 Metode Penataan Barang di Minimarket untuk Mengurangi Risiko Produk Expired
Menjalankan bisnis ritel artinya Anda harus siap pada risiko barang expired, kadaluarsa. Bisa dikatakan ini adalah satu keniscayaan.
Namun, jika pengelolaan barang dilakukan dengan tepat, maka risiko kerugian akibat barang expired bisa kita minimalkan.
Anda bisa membaca artikel saya sebelumnya tentang cara yang baik dalam menata, display produk makanan pada rak.
Ya, pada artikel ini saya akan menjelaskan beberapa metode penataan barang pada rak. Hal ini bisa Anda terapkan pada minimarket Anda. Semoga bisa mengurangi risiko barang expired.
Di sini kita bicara produk makanan. Mengapa? Karena produk makanan adalah salah satu barang yang rentan kadaluarsa. Untuk itu, kita perlu memberikan perhatian khusus untuk jenis produk ini.
Selain makanan, kosmetik juga memiliki tanggal kadaluarsa. Jadi kita tidak boleh sembarangan dalam mengelola jenis barang ini.
Salah satu cara untuk mengelola barang agar tidak expired di minimarket adalah dengan melakukan metode penataan barang secara tepat.
Bicara tentang penataan barang, setidaknya kita bisa menggunakan tiga cara. Kita akan bahas satu per satu metode penataan barang di minimarket.
Pertama, FIFO (Fisrt in Firts out). Metode ini paling populer digunakan, khususnya untuk produk makanan yang tidak tercantum tanggal kadaluarsa pada kemasannya, misalya beras, gula dan lain sebagainya. (Catatan : Gula dan beras di sini adalah barang yang dikemas sendiri, bukan produk pabrik).
Pada metode penataan barang secara FIFO, barang yang datang, masuk ke minimarket lebih dulu harus keluar lebih dulu dari minimarket.
Misalnya minggu lalu ada kiriman beras, lalu hari ini ada kiriman beras lagi, maka yang harus diletakkan pada urutan depan adalah beras yang datang minggu lalu.
Ini dimaksudkan agar beras yang datang minggu lalu cepat keluar dari minimarket, sehingga stok barang di minimarket kita akan selalu fresh, baru.
Dengan demikian, risiko barang expired bisa kita minimalkan.
Kita lanjut ke metode penataan barang yang kedua, yaitu LIFO (Last in First Out). Metode ini kebalikan dari FIFO.
Dalam metode LIFO, barang yang terakhir datang diusahakan keluar terlebih dahulu dari minimarket.
Tentu saja metode ini tidak cocok dan sangat tidak dianjurkan untuk jenis produk makanan. Tapi produk ini akan sangat berguna untuk produk fashion misalnya baju dan lain sebagainya.
Kenapa saya ambil contoh produk fashion? kita bisa perhatikan bahwa produk fashion itu bisa dikatakan produk musiman, tergantung tren yang sedang diminati konsumen.
Dengan demikian, jika kita menerapkan metode LIFO ini untuk produk fashion maka secara tidak langsung akan memberikan sugesti pada konsumen bahwa toko kita selalu up to date, mengikuti tren.
Ini juga berarti kesempatan barang akan laku menjadi besar.
Selanjutnya ada metode FEFO (First Expired First Out). Metode ini jelas diperuntukkan bagi produk konsumsi seperti makanan, obat-obatan bahkan kosmetik seperti pada metode FIFO.
Sekilas terlihat sama, namun jika kita amati lebih jauh antara FIFO dan FEFO ini jelas berbeda.
Pada FIFO, tidak memperhatikan tanggal kadaluarsa. Pokoknya mana yang datang lebih dulu harus keluar lebih dulu, tidak pandang bulu.
Sedangkan pada FEFO, meskipun barang itu datang lebih dulu jika tanggal expirednya lebih lama, maka tetap harus diletakkan di belakang. Urutkan barang berdasarkan tanggal kadaluarsa terdekat. Barang yang tanggal expirednya lebih dekat diletakkan dibarisan depan, urut ke belakang.
Itulah beberapa metode penataan barang yang bisa Anda terapkan pada minimarket. Namun, akan sangat baik jika Anda mampu mengkombinasikan ketiga metode tersebut. Saya berharap semoga artikel ini bisa membantu meminimalkan risiko kerugian akibat barang expired.
Jika barang sudah terlanjur expired, maka Anda bisa mencoba tips manajemen barang expired untuk mengurangi risiko kerugian. Sekian dulu untuk artikel saya kali ini. Semoga bermanfaat.
Namun, jika pengelolaan barang dilakukan dengan tepat, maka risiko kerugian akibat barang expired bisa kita minimalkan.
Anda bisa membaca artikel saya sebelumnya tentang cara yang baik dalam menata, display produk makanan pada rak.
Ya, pada artikel ini saya akan menjelaskan beberapa metode penataan barang pada rak. Hal ini bisa Anda terapkan pada minimarket Anda. Semoga bisa mengurangi risiko barang expired.
Produk yang rawan expired
Di sini kita bicara produk makanan. Mengapa? Karena produk makanan adalah salah satu barang yang rentan kadaluarsa. Untuk itu, kita perlu memberikan perhatian khusus untuk jenis produk ini.
Selain makanan, kosmetik juga memiliki tanggal kadaluarsa. Jadi kita tidak boleh sembarangan dalam mengelola jenis barang ini.
Foto : Display Barang di Minimarket - Sumber : Sentrarak.com |
Salah satu cara untuk mengelola barang agar tidak expired di minimarket adalah dengan melakukan metode penataan barang secara tepat.
Penataan barang
Bicara tentang penataan barang, setidaknya kita bisa menggunakan tiga cara. Kita akan bahas satu per satu metode penataan barang di minimarket.
Pertama, FIFO (Fisrt in Firts out). Metode ini paling populer digunakan, khususnya untuk produk makanan yang tidak tercantum tanggal kadaluarsa pada kemasannya, misalya beras, gula dan lain sebagainya. (Catatan : Gula dan beras di sini adalah barang yang dikemas sendiri, bukan produk pabrik).
Pada metode penataan barang secara FIFO, barang yang datang, masuk ke minimarket lebih dulu harus keluar lebih dulu dari minimarket.
Misalnya minggu lalu ada kiriman beras, lalu hari ini ada kiriman beras lagi, maka yang harus diletakkan pada urutan depan adalah beras yang datang minggu lalu.
Ini dimaksudkan agar beras yang datang minggu lalu cepat keluar dari minimarket, sehingga stok barang di minimarket kita akan selalu fresh, baru.
Dengan demikian, risiko barang expired bisa kita minimalkan.
Kita lanjut ke metode penataan barang yang kedua, yaitu LIFO (Last in First Out). Metode ini kebalikan dari FIFO.
Dalam metode LIFO, barang yang terakhir datang diusahakan keluar terlebih dahulu dari minimarket.
Tentu saja metode ini tidak cocok dan sangat tidak dianjurkan untuk jenis produk makanan. Tapi produk ini akan sangat berguna untuk produk fashion misalnya baju dan lain sebagainya.
Kenapa saya ambil contoh produk fashion? kita bisa perhatikan bahwa produk fashion itu bisa dikatakan produk musiman, tergantung tren yang sedang diminati konsumen.
Dengan demikian, jika kita menerapkan metode LIFO ini untuk produk fashion maka secara tidak langsung akan memberikan sugesti pada konsumen bahwa toko kita selalu up to date, mengikuti tren.
Ini juga berarti kesempatan barang akan laku menjadi besar.
Selanjutnya ada metode FEFO (First Expired First Out). Metode ini jelas diperuntukkan bagi produk konsumsi seperti makanan, obat-obatan bahkan kosmetik seperti pada metode FIFO.
Mengapa ada FIFO dan FEFO? Bukankah sama saja?
Sekilas terlihat sama, namun jika kita amati lebih jauh antara FIFO dan FEFO ini jelas berbeda.
Pada FIFO, tidak memperhatikan tanggal kadaluarsa. Pokoknya mana yang datang lebih dulu harus keluar lebih dulu, tidak pandang bulu.
Sedangkan pada FEFO, meskipun barang itu datang lebih dulu jika tanggal expirednya lebih lama, maka tetap harus diletakkan di belakang. Urutkan barang berdasarkan tanggal kadaluarsa terdekat. Barang yang tanggal expirednya lebih dekat diletakkan dibarisan depan, urut ke belakang.
Itulah beberapa metode penataan barang yang bisa Anda terapkan pada minimarket. Namun, akan sangat baik jika Anda mampu mengkombinasikan ketiga metode tersebut. Saya berharap semoga artikel ini bisa membantu meminimalkan risiko kerugian akibat barang expired.
Jika barang sudah terlanjur expired, maka Anda bisa mencoba tips manajemen barang expired untuk mengurangi risiko kerugian. Sekian dulu untuk artikel saya kali ini. Semoga bermanfaat.
Mengenai fast moving, slow moving dan sebagainya di bahas juga dong mas, bisa melengkapi artikel yang ini, dan pastinya juga bermanfaat. Trims.
BalasHapusTerimakasih masukannya mas. Insya Allah akan saya tulis artikel tentang fast moving, slow moving dan lain sebagainya. Saat ini memang masih fokus ke pekerjaan offline, hehe...
Hapus